1. KODE HAMMING
a. Dua mekanisme dalam melakukan
koreksi kesalahan data:
Mekanisme pendeteksian
kesalahan dan mekanisme perbaikan kesalahan.
a) Mekanisme pendeteksian
kesalahan dengan menambahkan data word (D) dengan suatu kode, biasanya bit cek
paritas (C). Sehingga data yang disimpan memiliki panjang D + C. Kesalahan akan
diketahui dengan menganalisa data dan bit paritas tersebut.
b) Mekanisme perbaikan kesalahan
yang paling sederhana adalah kode Hamming. Untuk mengurangi bahkan
menghilangkan kesalahan sandi biner dapat juga mengggunakan metode Hamming.
Dalam tulisan ini akan dibahas untuk koreksi galat satu digit dan koreksi
kesalahan untuk word data.
b. Metode Koreksi Error dalam Kode
Hamming
Mekanisme pendeteksian kesalahan dengan menambahkan data word (D)
dengan suatu kode, biasanya bit cek paritas (C). Sehingga data yang disimpan
memiliki panjang D + C. Kesalahan akan diketahui dengan menganalisa data dan
bit paritas tersebut. Mekanisme perbaikan kesalahan yang paling sederhana
adalah kode Hamming.
Apabila ada kesalahan penulisan
bit pada data seperti gambar (c) akan dapat diketahui karena
lingkaran A dan B memiliki logika 1 berjumlah ganjil. Lalu bagaimana dengan word
lebih dari 4 bit ? Ada cara yang mudah yang akan diterangkan berikut.
Sebelumnya perlu diketahui jumlah bit paritas yang harus ditambahkan untuk
sejumlah bit word. Contoh sebelumnya adalah koreksi kesalahan untuk kesalahan
tunggal yang sering disebutsingle error correcting (SEC). Jumlah bit paritas yang harus ditambahkan lain pada double error correcting(DEC). Tabel dibawah ini
menyajikan jumlah bit paritas yang harus ditambahkan dalam sistem kode Hamming.
c. Generator, Encoding, dalam Kode
Hamming.
a) Encoding (pengkodean) adalah proses
penambahan bilangan biner sebanyak (n-m)karakter pada setiap kode agar
terbentuk kata kode.
b) Decoding (menguraikan
katakode) adalah proses menguraikan suatu kata kode menjadi sebuah pesan.
2. SUPERSCALAR
a. Pengertian Superscalar
Superscalar
adalah sebuah inti prosesor yang mengeksekusi dua kali/lebih operasi scalar
dalam bentuk paralel. Superscalar ini merupakan salah satu rancangan untuk
meningkatkan kecepatan CPU.
b. Fungsi Superscalar
Peristiwa menarik yang bisa
dilakukan dengan metoda superscalar ini adalah dalam hal memperkirakan
pencabangan instruksi (brach prediction) serta perkiraan eksekusi perintah
(speculative execution). Peristiwa ini sangat menguntungkan buat program yang
membutuhkan pencabangan dari kelompok intruksi yang dijalankankannya.
c. Contoh Penerapan Superscalar
Sebagai perbandingan, komputer
yang membangkitkan pemrosesan pada PC pertama yang dikeluarkan oleh IBM pada
mesin 8088 memiliki sekitar 29.000 transistor. Sedangkan pada mesin Pentium
III, dengan teknologi superscalar dan superpipeline, mendukung branch prediction, speculative execution serta berbagai kemampuan lainnya
memiliki sekitar 7,5 juta transistor. Beberapa CPU terkini lainnya seperti HP
8500 memiliki sekitar 140 juta transistor.
Contoh CPU yang telah menerapkan arsitektur
superscalar :
Intel Processors
• 486, Pentium, Pentium Pro
Superscalar Processor Design
• Use PowerPC 604 as case study
• Speculative Execution, Register Renaming, Branch Prediction
More Superscalar Examples
• MIPS R10000
• DEC Alpha 21264
Berikut perbandingan superscalar dengan system i386
Cycles Per Instruction
Instruction Type 386 Cycles 486 Cycles
Superscalar dapat mengeksekusi instruksi 1 (I1) dan instruksi 2 (I2) secara pararel dengan syarat:
– Keduanya instruksi yang sederhana
– I1 tidak melakukan proses jump
– Tujuan (destination) dari I1 bukan sumber (source) dari I2
– Tujaun (destinition) dari I1 bukan tujuan (destination) dari I2
Jika kondisi diatas tidak dapat dipenuhi
– I1 melakukan proses U-pipe
– I2 dijalankan di cycle berikutnya.
Intel Processors
• 486, Pentium, Pentium Pro
Superscalar Processor Design
• Use PowerPC 604 as case study
• Speculative Execution, Register Renaming, Branch Prediction
More Superscalar Examples
• MIPS R10000
• DEC Alpha 21264
Berikut perbandingan superscalar dengan system i386
Cycles Per Instruction
Instruction Type 386 Cycles 486 Cycles
Superscalar dapat mengeksekusi instruksi 1 (I1) dan instruksi 2 (I2) secara pararel dengan syarat:
– Keduanya instruksi yang sederhana
– I1 tidak melakukan proses jump
– Tujuan (destination) dari I1 bukan sumber (source) dari I2
– Tujaun (destinition) dari I1 bukan tujuan (destination) dari I2
Jika kondisi diatas tidak dapat dipenuhi
– I1 melakukan proses U-pipe
– I2 dijalankan di cycle berikutnya.
d. Perbedaan Superscalar dengan
Superpipeline
Superscalar adalah salah satu jenis dari arsitektur, dimana
superscalar adalah sebuah uniprocessor yang dapat mengeksekusi dua atau lebih
operasi scalar dalm bentuk parallel, Merupakan salah satu rancangan untuk meningkatkan kecepatan CPU.
Sedangkan, teknologi pipeline yang digunakan pada komputer
bertujuan untuk meningkatkan kinerja dari komputer. Secara sederhana, pipeline
adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan sejumlah kerja secara
bersamaan tetapi dalam tahap yang berbeda yang dialirkan secara kontiniu pada
unit pemrosesan. Dengan cara ini, maka unit pemroses selalu bekerja.
3. INSTRUCTION SET CHARACTERISTIC
a. Teknik Addressing yang sering
dilakukan
1. Immediate addressing
Operand (data yang akan dikomputasi) berada langsung pada set
instruksi.
2. Direct Addressing
Operand berada pada memori, set instruksi memegang alamat lokasi
memori dimana operand tersebut berada.
3. Indirect Addresing
Operand berada pada memori, untuk mendapatkan operand ini CPU
harus melakukan penelusuran dua kali yaitu dari data alamat memori yang ada
pada set instruksi serta alamat yang ditunjuk oleh alamat memori yang diperoleh
dari set instruksi tadi.
4. Register addressing
Operand berada pada register, cara kerjanya mirip dengan direct
addressing hanya saja CPU mengakses alamat register bukan alamat memori.
5. Register Indirect Addressing
Operand berada pada memori, untuk mendapatkan operand CPU harus
mengakses register terlebih dahulu karena informasi lokasi operand berada pada
register.
6. Displacement
Operand berada pada memori, cara kerjanya merupakan gabungan dari
teknik direct addressing dan register indirect addressing.
7. Stack
Operand berada pada stack, operand secara berkala dimasukan ke
stack sehingga ketika operand dibutuhkan maka operand sudah berada pada “top of
the stack”.
b. Operasi-operasi instruksi untuk
Arithmetic
1. ADD : penjumlahan
2. SUBTRACT : pengurangan
3. MULTIPLY : perkalian
4. DIVIDE : pembagian
5. ABSOLUTE
6. NEGATIVE
7. DECREMENT
8. INCREMENT
c. Operasi-operasi instruksi untuk
Logical
1. AND, OR, NOT, EXOR
2. COMPARE : melakukan perbandingan logika.
3. TEST : menguji kondisi tertentu.
4. SHIFT : operand menggeser ke kiri atau kanan
menyebabkan konstanta pada ujung bit.
5. ROTATE : operand menggeser ke kiri atau ke
kanan dengan ujung yang terjalin
d. Elemen-elemen dari Instruksi
Mesin (Set Instruksi)
1. Operation Code (opcode) : menentukan operasi
yang akan dilaksanakan
2. Source Operand Reference : merupakan input
bagi operasi akan dilaksanakan
3. Result Operand Reference : merupakan hasil
dari operasi yang dilaksanakan
4. Next instruction Reference : memberitahu CPU
untuk mengambil (fetch) instruksi berikutnya setelah instruksi yang dijalankan
selesai.
4. INSTRUCTION SETS ADDRESSING
MODE
a. Pengertian Instruction Set dan
Elemen-elemennya
Kumpulan dari instruksi-instruksi yang berbeda yang dapat di
jalankan oleh CPU. Elemen-elemennya
1. Operation Code (opcode) :
menentukan operasi yang akan dilaksanakan
2. Source Operand Reference : merupakan input
bagi operasi akan dilaksanakan
3. Result Operand Reference : merupakan hasil
dari operasi yang dilaksanakan
4. Next instruction Reference : memberitahu CPU
untuk mengambil (fetch) instruksi berikutnya setelah instruksi yang dijalankan
selesai.
b. Tipe-tipe Operasi yang terkait
dengan Op Code
1. Operasi data transfer
2.
Operasi Arithmetic
3.
Operasi Logical
4. Operasi Conversion
5. Operasi I/O
6. Operasi System Control
7. Operasi Transfer of Control
c. pengertian Micro Operation
Operasi
tingkat rendah yang dapat dilakukan oleh komputer atau CPU sehingga
fungsi-fungsi operasi akan dihasilkan untuk memindahkan data antar register.
d. 4 Jenis Register dalam Fetch
1. Memory Address Register (MAR)
2. Memory Buffer Register (MBR)
3. Program Counter (PC)
4. Instruction Register (IR)
5. PROCESSOR STRUCTURE AND
FUNCTION
a. Bagian-bagian penting Prosessor
1. ALU (Arithmatika Logical Unit
2. CU (Control Unit)
3. Register
b. Fungsi utama Prosesor
Fungsi utama prosesor adalah menjalankan program-program yang di
simpan di memori utama.
c. Generasi-generasi Prosesor
1. Generasi I (processor 8088 - 8086)
2. Generasi II (processor 80286)
3. Generasi III (processor 80386 DX dan processor
80386 SX)
4. Generasi IV (processor 80486, processor cyrix
486SLC, processor IBM 486 SLC2)
5. Generasi V (pentium classic P54C)
6. Generasi VI (pentium pro)
d. Jenis-jenis kecepatan dalam
kinerja computer
1. Menambah RAM
2. Salah satu metode adalah untuk menekan tombol,
Ctrl + Alt + Del untuk membuka Task Manager.
6. RISC (Reduce Instruction Set
Computing)
a. Sejarah RISC
Reduced
Instruction Set Computing (RISC) atau "Komputasi set instruksi yang disederhanakan"
pertama kali digagas oleh John Cocke, peneliti dari IBM di Yorktown, New York
pada tahun 1974 saat ia membuktikan bahwa sekitar 20% instruksi pada sebuah
prosesor ternyata menangani sekitar 80% dari keseluruhan kerjanya. Komputer
pertama yang menggunakan konsep RISC ini adalah IBM PC/XT pada era 1980-an.
Istilah RISC sendiri pertama kali dipopulerkan oleh David Patterson, pengajar
pada University of California di Berkely.
b. Karakteristik Arsitektur RISC
1. Siklus
mesin ditentukan oleh waktu yang digunakan untuk mengambil dua buah operand
dari register, melakukan operasi ALU, dan menyimpan hasil operasinya kedalam
register, dengan demikian instruksi mesin RISC tidak boleh lebih kompleks dan harus
dapat mengeksekusi secepat mikroinstruksi pada mesin-mesin CISC.
2. Operasi
berbentuk dari register-ke register yang hanya terdiri dari operasi load dan
store yang mengakses memori.
3. Penggunaan
mode pengalamatan sederhana, hampir sama dengan instruksi menggunakan
pengalamatan register.
4. Penggunaan format-format instruksi
sederhana, panjang instruksinya tetap dan disesuaikan dengan panjang word.
c. Ciri-ciri RISC
1. Instruksi berukuran tunggal
2. Ukuran yang umum adalah 4 byte
3. Jumlah pengalamatan data
sedikit, biasanya kurang dari 5 buah.
4. Tidak
terdapat pengalamatan tak langsung yang mengharuskan melakukan sebuah akses
memori agar memperoleh alamat operand lainnya dalam memori.
5. Tidak
terdapat operasi yang menggabungkan operasi load/store dengan operasi
aritmatika, seperti penambahan ke memori dan penambahan dari memori.
6. Tidak terdapat lebih dari satu
operand beralamat memori per instruksi
7. Tidak mendukung perataan
sembarang bagi data untuk operasi load/ store.
8. Jumlah
maksimum pemakaian memori manajemen bagi suatu alamat data adalah sebuah
instruksi.
9. Jumlah
bit bagi integer register spesifier sama dengan 5 atau lebih, artinya sedikitnya
32 buah register integer dapat direferensikan sekaligus secara eksplisit.
10. Jumlah bit floating point
register spesifier sama dengan 4 atau lebih, artinya sedikitnya 16 register
floating point dapat direferensikan sekaligus secara eksplisit.
d. Kelebihan dan Kekurangan RISC
Kelebihan:
1. Berkaitan
dengan penyederhanaan kompiler, dimana tugas pembuat kompiler untuk
menghasilkan rangkaian instruksi mesin bagi semua pernyataan HLL. Instruksi
mesin yang kompleks seringkali sulit digunakan karena kompiler harus menemukan
kasus-kasus yang sesuai dengan konsepnya. Pekerjaan mengoptimalkan kode yang
dihasilkan untuk meminimalkan ukuran kode, mengurangi hitungan eksekusi
instruksi, dan meningkatkan pipelining jauh lebih mudah apabila menggunakan
RISC dibanding menggunakan CISC.
2. Arsitektur
RISC yang mendasari PowerPC memiliki kecenderungan lebih menekankan pada
referensi register dibanding referensi memori, dan referensi register
memerlukan bit yang lebih sedikit sehingga memiliki akses eksekusi instruksi
lebih cepat.
3. Kecenderungan
operasi register ke register akan lebih menyederhanakan set instruksi dan
menyederhanakan unit kontrol serta pengoptimasian register akan menyebabkan
operand-operand yang sering diakses akan tetap berada dipenyimpan berkecepatan
tinggi.
4. Penggunaan
mode pengalamatan dan format instruksi yang lebih sederhana.
Kekurangan:
1. Program
yang dihasilkan dalam bahasa simbolik akan lebih panjang (instruksinya lebih
banyak).
2. Program
berukuran lebih besar sehingga membutuhkan memori yang lebih banyak, ini
tentunya kurang menghemat sumber daya.
3. Program
yang berukuran lebih besar akan menyebabkan menurunnya kinerja, yaitu instruksi
yang lebih banyak artinya akan lebih banyak byte-byte instruksi yang harus
diambil.
4. Pada
lingkungan paging akan menyebabkan kemungkinan terjadinya page fault lebih
besar.
Artikel Terkait by Categories
Organisai dan Arsitektur
Komputer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar